Friday, August 30, 2013

Wajib PNS

Apa yang terlintas di pikiran saat mendengar kata PNS (Pegawai Negeri Sipil)? malas, korupsi, lamban, gaji kecil, tidak efektif. Terdengar sisnis? Yah begitulah kenyataannya yang sering aku dengar. Jargon malas rajin sama saja atau nggak korupsi ya nggak kaya sudah sangat melekat dengan citra PNS hampir dimanapun, dan jujur saja adakah diantara kalian yang puas dengan pelayanan yang diberikan PNS?

Citra citra diatas begitu melekat dikepalaku sampai sampai aku sama sekali tidak memasukkan PNS sebagai daftar pilihan profesi selepas kuliah, dan aku yakin ini juga berlaku pada ribuan orang lainnya. Akibatnya jelas, PNS (kemungkinan) hanya jadi alternatif profesi terakhir bagi tiap lulusan perguruan tinggi, yaaa kasar kasarnya kalo semuanya udah mentok baru deh berusaha jadi PNS daripada nggak kerja. Imbasnya adalah lulusan lulusan terbaik perguruan tingg yang hampir pasti tidak akan memilih menjadi PNS akan terserap oleh lapangan lapangan kerja di sektor swasta atau BUMN yang jelas menawarkan gaji jauh lebih besar, dan tebak siapa yang akan menjadi PNS? Yak, lulusan lulusan putus asa yang kalah bersaing dengan lulusan terbaik tadi.

Dengan sebagian besar dihuni oleh lulusan kelas 2, sulit mengharapkan ada perubahan signifikan dalam kualitas pelayanan publik kita. Mereka akan selamanya terjebak dalam paradigma paradigma usang seniornya, apalagi kita tahu kalau perputaran (turnover) karyawan di sektor pemerintahan ini sangat rendah. Artinya rasio karyawan lama dan baru akan sangat besar sehingga karyawan baru akan sangat mudah di dominasi oleh karyawan lama. Ujung ujungnya sebagus dan seidealis apapun karyawan baru, dia akan terseret (atau putus asa) oleh paradigma paradigma lama. Dan kualitas pelayanan publik kita akan selamanya buruk.

Lewat sebuah diskusi kecil dengan kawan, muncullah sebuah ide “Wajib PNS”. Idenya adalah seluruh lulusan Perguruan Tinggi Negeri dengan IPK diatas 3 wajib menjalani pengabdian sebagai PNS selama 6 bulan yang sekaligus menjadi tiket untuknya memperoleh ijazah. Bagi yang bagus dan berminat lanjut akan dipermanenkan sebagai PNS. Tentunya mereka harus dibekali dulu dengan ilmu ilmu ke PNS an yang bisa dimasukkan dalam mata kuliah pilihan. Bayangkan setiap 6 bulan instansi pemerintah akan mendapatkan tenaga segar, dengan ide ide baru yang hampir pasti bebas kontaminasi. Para fresh graduate ini tentu juga akan lebih bebas memberikan ide ide baru mereka karena mereka menjalani “profesi” ini tanpa beban karena hanya 6 bulan. Para fresh graduate ini juga akan mendapatkan pengalaman kerja yang luar biasa, karena sesunggunya lingkup pekerjaan PNS ini sangat luas. Banyaknya asset yang dia kelola, beragamnya karakter orang yang akan dihadapi dan pada intinya menjadi PNS adalah menjadi pengelola negara, tentunya ini adalah pekerjaan yang sangat bergengsi. Bahkan kalau perlu secara struktural para fresh graduate ini diakui, jadi mereka punya struktur organisasi dan punya job desk tertentu, sehingga pada saat kedatangan gelombang berikutnya tidak sulit lagi mengarahkannya.

Harus ada perubahan signifikan dalam tata kelola PNS kita, karena kalau tidak pelayanan publik kita akan tetap buruk dan ini tanpa disadari adalah salah satu sumber inefisiensi yang sangat besar. Ajang magang ini juga bisa menjadi jalur rekrutmen bagi instansi pemerintah yang bisa jadi lebih murah dan lebih efektif. Dan yang paling penting instansi pemerintah tidak kalah langkah dalam merebut lulusan lulusan terbaik perguruan tinggi