Thursday, May 30, 2013

Bukan e mail biasa

Post kali ini bukan tulisan aku, karena aku belum bisa nulis sebagus ini heheheheh. Ini e mail yang dikirim Bapak Anies Baswedan untuk seluruh relawan Kelas Inspirasi. Apa itu Kelas Inspirasi bakal aku ceritain d post yang lain, sekarang yang penting blog update dulu.

"Yth. Adi Fatkhurrohman

di tempat

Saya menulis surat ini untuk menegaskan apresiasi kita semua atas kesediaan Anda menjadi sumber inspirasi besok.

Saat briefing beberapa waktu yang lalu, kita bertemu dengan begitu banyak teman baru. Besok, saat Anda mendatangi sekolah, boleh jadi Anda merasa belum kenal dekat teman-teman yang bertugas bersama di sekolah itu. Tapi saya yakin bahwa sesungguhnya kita semua sudah sangat saling kenal. Anda dan teman-teman semua yang hadir di SD itu adalah anak-anak negeri yang di hatinya mengakar rasa cinta yg luar biasa kepada Indonesia kita.

Anda menyatakan siap ambil cuti, mau jadi guru sehari. Anda siap untuk repot-repot karena cintanya kepada bangsa ini.

Profesi bisa lain, sektor boleh beda tapi cinta kita kepada bangsa ini sama-sama dalam, tulus dan sepenuh hati. Itulah kesamaan identitas kita semua. Itulah kesamaan para pengajar Kelas Inspirasi ini. Cinta bangsa itulah yang membawa Anda pilih turun tangan, ikut mewarnai masa depan.

Besok Anda akan mengajar. Anda bersiap menyongsong anak-anak SD itu dan mereka pun menanti kedatangan Anda.

Datangi mereka dengan hati dan sepenuh hati. Peragakan cara Anda meraih keberhasilan, tunjukkan bahwa integritas, kompetensi, kerja keras, ketangguhan dan kemandirian adalah resep yang powerful. Izinkan mereka terpana, ajak mereka bermimpi, lepaskan imajinasi itu melangit, biarkan mata mereka berbinar melihat Anda dan mendengar cerita Anda.

Ya, secara fisik Anda cuma beberapa jam di sekolah itu, tetapi inspirasi yang Anda tanamkan bisa hidup amat lama, bisa tumbuh amat kuat. Anda datang dengan hati, dan merekapun akan menerima Anda dengan hati. Kehadiran dengan hati itu sungguh dahsyat efeknya. Anda bisa menginspirasi mereka, yang efeknya amat panjang. Biarkan cerita Anda, wajah Anda, ketulusan Anda dan semangat Anda jadi bagian dari narasi mimpi mereka.

Semoga, suatu saat kelak, mereka jadi seseorang dan bercerita bahwa inspirasinya tumbuh saat Anda, kakak sebangsanya, datang ke sekolahnya. Biarkan mereka menyimpan cerita Anda sebagai bagian dari semangat memenangkan masa depannya.

Anak-anak memang perlu dirangsang untuk menerbangkan mimpinya amat tinggi, lalu lewat kerja keras yang cerdas dan doa yang tulus mereka diajak untuk -bukan cuma meraih mimpi- tapi diajak untuk melampaui mimpinya. Ya, ajaklah mereka untuk melampaui mimpinya...

Anda -dan para guru di SD itu- akan bisa berkata kepada diri sendiri bahwa Anda bukan bagian dari yang menggerogoti bangsa apalagi merusak tatanan masa depan. Anda dan semua guru SD itu adalah bagian dari yang ikut menanamkan bibit masa depan yang lebih baik. Sekecil apapun bibit yang Anda rasa telah ditanamkan, ia bisa tumbuh amat besar dan melampaui dugaan kita.

Selamat bertugas, selamat menanamkan bibit semangat, selamat menumbuhkan mimpi. Pada anak-anak SD itu ada pantulan wajah masa depan Indonesia kita. Besok Anda akan jadi saksi awal dan jadi pewarna atas potret masa depan negeri kita. Di depan ruang kelas itu, setiap menit, setiap gerak dan setiap tutur Anda adalah pewarna masa depan itu. Warnailah masa depan itu dengan kecemerlangan.

Sekali lagi, selamat menginspirasi dan semoga suatu saat kita bisa berjumpa.

Salam hangat,

Anies Baswedan"

Tuesday, May 28, 2013

Ramadhan, "Piala Dunia" nya ibadah

Ramadhan kurang dari 2 bulan lagi, kalau kamu merasa menyambut Ramadhan memang perlu persiapan, ya ndak usah lanjut baca artikel ini, lanjutin aja persiapan Ramadhannya. Tapi kalau kamu merasa “Ah, ga perlu lah persiapan persiapan. Jalanin aja Ramadhan nanti apa adanya..” yaa ada baiknya luangkan sedikit waktu membaca artikel ini.

Ramadhan itu kaya Piala Dunia nya ibadah. Megah, meriah dan pastinya ndak mudah. Ini kompetisi dengan hadiah terbesar plus lawan terberat. Kalau Piala Dunia rival beratnya adalah tim dari negara lain, maka di Ramadhan kita akan menghadapi lawan yang paling sulit ditaklukkan, diri sendiri. Ramadhan memang tentang pengendalian diri. Tentang bagaimana menundukkan pandangan, menjaga prasangka, lisan, pikiran serta diri dari segala hal yang membatalkan (dan merusak) puasa, dan itu sangat berat.

Layaknya Piala Dunia maka peserta Ramadhan ini pun diseleksi. Kalau Piala Dunia hanya diikuti oleh 32 tim terbaik di dunia, maka Ramadhan hanya untuk mereka yang beriman. Jadi mereka yang ndak beriman ndak bisa ikut Ramadhan dong? Ya tentu saja bisa, tapi pastinya cuma sebagai penggembira. Kalau di Piala Dunia yang berpartisipasi bukan cuma tim Sepakbola kan? Ada penonton, sponsor dan lainnya, tapi yang akan dikalungi medali kemenangan cuma tim sepakbolanya. Bedanya adalah kalau Piala Dunia itu jelas yang mana penggembira dan peserta, sedang Ramadhan? Nyaris ga ada bedanya antara peserta dan penggembira.

Kalau ada cara sederhana yang mungkin bisa bedain mana (calon) peserta dan penggembira Ramadhan ya bisa dilihat dari cara mereka menyambut Ramadhan. Buat mereka yang beneran mau ikut Ramadhan pasti bakal persiapkan diri dengan serius dengan mulai membiasakan puasa, ibadah ibadah sunnah, mengaji. Buat mereka yang penggembira? ya mereka persiapin apapun selain beribadah heheheheh, tapi buat kalian yang ndak persiapin diri dan berniat cuma jadi penggembira, pikirkan ulang deh niat itu. Ramadhan ini hadiahnya sangat besar dan yang paling penting adalah ndak ada jaminan kita bakal bertemu Ramadhan lagi tahun depan. Ramadhan tahun lalu adalah yang terburuk buat ku dan itu memang aku sambut tanpa persiapan sama sekali, ujung ujungnya aku menjalani salah satu tahun terburuk dalam hidupku. Logikanya, dengan mempersiapkan diri aja belum tentu Ramadhan kita bakal sukses, apalagi sama sekali ndak mempersiapkan diri. Indikator suksesnya Ramadhan kita itu gampang kok, liat aja kelakuan kita di 11 bulan setelah Ramadhan.

Sekarang kembali ke bagaimana kita memaknai Ramadhan ini. Kalau kita memaknainya sebagai waktu buat kembali ke kampung halaman, ya persiapin ongkosnya dari sekarang. Kalau kita menganggap Ramadhan sebagai waktu yang tepat buat bisnis kuliner ya persiapin resep masakan dan lapaknya. Tapi kalau kita merasa ini adalah waktu terbaik buat meretas jalan ke surga ya mulailah membiasakan diri dengan ibadah. Ramadhan itu adalah kompetisi utama, jadi kalau mau pemanasan ya dari sekarang dan nanti pas Ramadhan langsung digeber ibadahnya. Kalau sekarang ga pemanasan dan nanti pas Ramadhan langsung digeber ya pasti kehabisan napas sebelum Ramadhannya selesai, tapi kalau nanti pas Ramadhan baru mau pemanasan ya keburu kelar Ramadhannya sebelum sempat digeber hehehehehe.