Sejak kemunculan Padi, rasanya
belum ada musisi Indonesia yang benar benar membuat saya jatuh cinta (kecuali
mungkin... Raisa ehm). Setelah kemunculan Padi memang ada banyak musisi bagus
semisal Sheila On 7, Nidji, Peter Pan/Noah, Naif ataupun Afghan, tapi tidak ada yang musiknya benar benar
menyentuh kehidupan saya dan membuat saya sangat tergila gila seperti halnya
pada Padi. Sampai telinga saya disapa lagu Sewindu dari pemuda gempal bernama
Tulus.
Sebagian dari kalian pasti sudah
tidak asing lagi dengan nama ini, bahkan mungkin musiknya sudah menyentuh
kehidupan kalian. Sejak album keduanya- Gajah- dirilis, suara Tulus nyaris
setiap hari ada di radio. Dia bahkan menjadi bintang tamu di acara mainstream Panggung
Spektakuler Indonesian Idol 2014. Bukan pencapaian buruk untuk seseorang yang
memilih mengedarkan albumnya secara indie.
Apa yang membuat Tulus begitu
istimewa di telinga saya? Cara bernyanyi
yang sederhana, dan lirik yang “dipikirin”. Yang saya maksud sebagai
cara menyanyi yang sederhana adalah teknik yang membuat kita pendengarnya
berpikir “kayanya saya bisa nih nyayi kaya gini”, walaupun setelah dicoba
ternyata sangat sulit. Tulus ini menurut saya orang yang kalau bicara biasa aja
sudah terdengar merdu, merdu yang natural. Teknik bernyanyi pria asal Sumatera
Barat ini tidak seribet Afgan atau Vidi Aldiano, yang justru menjadi kelebihan penyayi
yang sudah melepas 2 album ini.
Kalau lirik yang “dipikirin”....
kayanya semenjak lepas dari era 90’an lirik lirik musik Indonesia menjadi
kurang puitis, kurang “dipikirin” kalau istilah saya. Di lagu lagu Tulus saya
mendengar lagi puisi dalam tiap liriknya, setiap lirik terasa direncanakan,
dirancang agar terdengar indah, pokoknya liriknya “dipikirin”. Mungkin tidak
sepuitis lirik lirik di era 60-70 an, tapi rasanya pas dengan masa sekarang.
Ada banyak lagu lagu bagus di
kedua album Tulus, bahkan kalau boleh saya bilang semua lagu di album Tulus
sangat layak didengar (terutama di album pertama: Tulus). Lagu lagu semacam
Teman Pesta, Diorama, Tuan Nona Kesepian di album Tulus, atau Lagu Untuk
Matahari, Baru dan Satu Hari di Bulan Juni pada album kedua yang bertajuk Gajah,
adalah lagu lagu yang tetap menyenangkan meski telah didengar puluhan kali. Lagu lagu Tulus juga memberi pengertian baru
tentang lagu romantis bagi saya. Sejak menikah, rasanya tidak ada lagi lagu
yang cukup romantis buat saya. Sampai kemudian saya mendengar track Teman Hidup
(ini track dengan video klip terbaik) dan Jangan Cintai Aku Apa Adanya.
Kecerdasan Tulus meramu kekuatan lirik dengan harmoni nada terlihat jelas di
lagu Sewindu. Lagu cinta yang sebenarnya “tragis” ini bisa diramu sedemikian
rupa hingga terdengar ceria.
Tapi dari semua track pada album
Tulus dan Gajah, buat saya yang menjadi juaranya adalah track yang juga menjadi
judul album kedua : Gajah. Lagu ini buat saya adalah salah satu yang
paling cerdas dan paling menyentuh yang pernah saya dengar. Lagu ini memberitahu
pendengarnya tentang siapa sebenarnya Tulus. Semua tentang lagu ini ,lirik,
penghayatan dan komposisi begitu harmonis. Lagu yang bercerita (menurut
interpretasi saya) tentang bagaimana seorang Tulus bangkit dari cemoohan masa
kecil akibat postur tubuhnya yang seperti gajah ini bisa menjadi inspirasi bagi
siapapun yang mengalami cerita yang sama.
Bagi saya pribadi, kenapa saya
suka Tulus adalah karena lirik liriknya yang menyentuh kehidupan saya secara
personal. Teman Pesta, Teman Hidup, Jangan Cintai Aku Apa Adanya adalah lagu
lagu yang saya bisa nyanyikan pada Istri saya dengan penghayatan yang tidak
dibuat buat. Sedang Sewindu, Gajah dan Lagu Untuk Matahari membuat saya bisa
tersenyum mengenang masa sulit dalam hidup saya. Mungkin kalian juga akan
merasakan hal yang sama saat mendengarkan 2 album Tulus ini. Saya memberi nilai
9 dari 10 untuk album pertama Tulus dan nilai 8,5 untuk album kedua. Bukan
karena kualitasnya menurun tapi karena album kedua saya dapatkan dari download
gratis yang pastinya illegal. Bukan karena nggak mau beli, tapi karena nyari CD
nya di Makassar susah (alesan aja hehehehe). Jadi untuk pengalaman terbaik
mendengarkannnya, belilah CD original.
Setelah 10 tahun lalu musik
Indonesia diguncang lagu berjudul Tulus, tahun ini seorang penyayi bernama yang
sama siap menjadi fenomena baru di dunia musik Indonesia, hanya saja Tulus yang
ini tidak suka pakai kacamata hitam.
Sumber gambar : Wikipedia
No comments:
Post a Comment